Ini 5 Startup Terbesar di Dunia, dari Garmen hingga Roket

FILE PHOTO: Zhang Yiming, founder and global CEO of ByteDance, poses in Palo Alto, California, U.S., March 4, 2020. Picture taken March 4, 2020.   REUTERS/Shannon Stapleton/File Photo

Jumlah perusahaan rintisan (startup) di dunia makin banyak. Beberapa dari startup tersebut memiliki valuasi yang fantastis.

Menurut data CBInsight, ByteDance menjadi perusahaan privat paling berharga di dunia. Ia termasuk dalam kategori perusahaan kecerdasan buatan.

Perusahaan pemilik TikTok itu bernilai sekitar US$225 miliar (sekitar Rp3.325 triliun) per Maret 2023, menyusul investasi dari investor termasuk perusahaan AI G42.

Selain TikTok, ada beberapa nama startup lain yang valuasinya bernilai tinggi. Siapa saja? Berikut CNBC Indonesia paparkan berdasar data dari CBInsight.

1. ByteDance

ByteDance dikenal sebagai perusahaan induk TikTok yang bermarkas di Beijing. Namun sebenarnya produk utama dari ByteDance adalah Toutiao atau Jinri Toutiao yang merupakan sebuah platform konten berita dan informasi.

Zhang Yiming, sang pendiri ByteDance, meluncurkan aplikasi berita Toutiao pada 2012 lalu dan menarik lebih dari 13 juta pengguna setiap hari dalam kurun waktu dua tahun.

Ia ingin membuat platform berita yang diberdayakan oleh kecerdasan buatan, berbeda dari mesin pencari Baidu di China.

Seperti yang telah disebutkan, ByteDance menjadi startup paling bernilai, yakni sekitar Rp 3.325 triliun.

2. SpaceX

Posisi kedua ditempati SpaceX dengan valuasi sebesar US$137 miliar (sekitar Rp2.025 triliun). SpaceX merupakan perusahaan transportasi luar angkasa swasta Amerika Serikat yang didirikan oleh Elon Musk pada 2002 silam.

Perusahaan ini bertujuan mengurangi biaya transportasi ruang angkasa dan menawarkan penerbangan luar angkasa berbayar untuk pribadi.

Sebab fokus utama mereka adalah mengembangkan keluarga roket Falcon agar bisa menjadi kendaraan peluncuran yang dapat dipakai ulang. SpaceX juga mengembangkan wahana antariksa SpaceX Dragon untuk mengirim suplai dan pergantian awak Stasiun Luar Angkasa Internasional.

3. Shein

Di posisi selanjutnya ada platform e-commerce B2C asal China, Shein dengan valuasi sebesar US$100 miliar (sekitar Rp1.478 triliun).

Didirikan di Nanjing pada Oktober 200 oleh pengusaha Chris Xu, Shein tumbuh menjadi pengecer fesyen terbesar di dunia pada tahun 2022.

Shein mengirim ke lebih dari 150 negara, dan bernilai US$100 miliar setelah putaran pendanaan pada April 2022.

4. Stripe

Kemudian ada startup fintech Stripe yang memiliki valuasi sebesar US$50 miliar (sekitar Rp 739 triliun). Stripe adalah perusahaan penyedia pembayaran bagi raksasa teknologi besar seperti Amazon, Google, hingga Shopify.

Perusahaan ini terus beroperasi secara privat meski berulang kali dikabarkan siap melepas sahamnya ke bursa.

Saat ini Stripe mulai melebarkan sayapnya ke Indonesia. Mereka menjalin kerjasama dengan Advotics, startup penyedia platform software-as-service untuk produsen, distributor, dan pedagang.

5. Canva

Di posisi terakhir lima besar ada Canva, platform desain grafis yang memiliki valuasi sebesar US$40 miliar (sekitar Rp591 triliun).

Canva bisa juga digunakan untuk membuat presentasi, poster, dokumen dan konten visual lainnya. Aplikasi ini juga menyediakan beragam contoh desain untuk digunakan.

Perusahaan yang berpusat di Sydney, Australia ini menyediakan layanan secara gratis dan berbayar. Pada layanan berbayar, Canva menyediakan Canva Pro dan Canva for Enterprise.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*